PENGOLAHAN LAHAN DAN PERSEMAIAN TANAMAN CABE
PENGOLAHAN LAHAN DAN PERSEMAIAN TANAMAN CABE
A. Dasar Teori
Bibit tanaman bermutu merupakan salah satu faktor produksi dari suatu usaha pertanian. Bibit bermutu dengan harga murah sangat menentukan keberhasilan dan keuntungan suatu usaha penanaman. Untuk menyediaakan bibit tersebut diperlukan persemaian yang memadai. Persemaian merupakan tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap ditanam ke lapangan. Benih yang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula, tetapi benih yang baik akan menghasilkan bibit yang kurang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang tidak sesuai. Bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan diperoleh apabila teknik persemaian yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah baku.
Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman tanah merupakan sumberdaya alam yang utama bagi menunjang usaha pertanian yang menjadi andalan dalam mempertahankan kelanjutan kehidupan manusia di biosfer ini. Tanah juga sebagai benda alam yang rumit, tanah yang mempunyai berbagai macam ragam tentunya memerlukan pola pengolahan yang beragam. Intensifikasi merupakan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Sapta usaha tani dalam bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut : pengolahan tanah yang tepat, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca panen dan pemasaran. Keadaan fisik yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang efektif, guna mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan pada barisan tanaman yang dikenal sebagai zone tillage atau precision tillage merupakan sistem pembagan lebar pengolahan tanah yang efektif untuk melonggarkan tanah bagian bawah dari kedalaman normal pengolahan tanah. Aplikasi pengolahan tanah minimum dapat dikombinasikan dengan mulsa menunjukan kinerja yang baik dengan pembajakan secara keseluruhan pada pertanian tradisional (Intara, 2011).
Pengolahan tanah merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan tenaga mekanis untuk menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu usaha dalam pengolahan tanah tersebut adalah pembajakan tanah. Setiap daerah mempunyai ciri-ciri dan bentuk bajak yang berbeda-beda. Bajak singkal sebagai salah satu alat pengolahan tanah dipandang sebagai peralatan mekanis yang dirancang terutama untuk menciptakan sistem mekanis yang dapat mengontrol pemakaian gaya, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam tanah seperti penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan bentuk bajak dan kecepatan maju terhadap beberapa sifat fisik tanah dan mengetahuikualitas tipe bajak yang baik untuk tanah. Perbedaan bentuk bajak cenderung menunjukkan adanya pengaruh jenis tanah (Latiefuddin, 2013).
Kemajuan teknologi dan perkembangan industri membuat kemudahan dalam pengolahan tanah. Jarang ditemui lagi penggunaak alat pertanian secara tradisional, seperti penggunaan tenaga hewan. Penggunaan hewan (sapi/kerbau) untuk kegiatan pengolaha tanah sebagai alternatif juga dihadapkan pada kendala semakin berkurangnya ladang penggembalaan dan meningkatnya permintaan hewan potong sehingga populasi semakin berkurang. Sejalan dengan permasalahan di atas, maka perlu diketahui kebutuhan traktor tangan untuk pengolahan tanah padi sawah yang ideal dengan menggunakan model simulasi sehingga dapat diketahui langkah strategis dalam upaya mencapai tujuan dasar mekanisasi pertanian selektif. Penggunaan traktor tangan untuk pengolahan tanah pada padi sawah diarahkan untuk menunjang konsep mekanisasi pertanian selektif tersebut. Hal ini akan merupakan daya tarik bagi tenaga kerja yang sebelumnya bekerja di sektor pertanian. Di sisi lain pembangunan industri dapat menggeser lahan pertanian produktif menjadi lahan industri yang mempengaruhi kebutuhan tenaga pengolahan tanah, khusunya traktor tangan (Prabawa, 2011). (Lumbanraja, 2013).
B. Alat dan Bahan
Nampan persemaian
Serop
Penggaris
Alat tulis
Handphone
Tissue
Tanah
Sekam
Kompos
Benih Cabe
C. Langkah Kerja
- Sortir benih cabai yang akan kita semai
- Rendam bibit selama 1 (±24 jam) hari
- Siapkan tanah, sekam, kompos serta nampan
- Campukan tanah dengan abu dengan perbandingan 2:1:1
- Masukkan tanah yang telah di campurkan tadi ke dalam nampan
- Tebar bibit di atas nampan
- Siram dengan air
- Amati dan catat hasil percobaan hingga bibit cabe menghasilkan cabe yang baik
- Menganalisa hasil pengamatan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil pengamatan.
D. Hasil Pembahasan
Cabe memiliki nama latin Capsicum annuum L. Pada tahap perkecambahan sebaiknya dilakukan pada ruangan yang gelap atau sedikit cahaya matahari karena pada perkecambahan tanaman belum membutuhkan cahaya matahari karena cadangan makanan masih tersedia pada biji yaitu pada putih lembaga sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan bagi lembaga. Untuk dapat berkecambah dengan baik, harus dipenuhi unsur air, udara, dan panas.
Pada tahap pertumbuhan cabe membutuhkan cahaya untuk proses pertumbuhannya. Dalam menanam tanaman itu selain memilih biji yang unggul jua harus dilengkapi dengan perawatan yang baik. Seperti penyiraman dengan air dan pemupukan. Dari hasil penyemaian yang telah di lakukan penggunaan atau benih yang tidak baik, hasilnya juga tidak baik. Benih cabai yang berkualitas baik menentukan hasil yang akan didapat. Benih dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik berupa varietas lokal maupun varietas impor. Biji cabai juga dapat diperoleh dengan cara mengambil biji cabai itu sendiri. Selain pemilihan benih atau bibit, faktor yang terpenting adalah pengolahan tanah dan pencampuran pupuk kandang dengan tanah untuk penyemaian bibit atau benih, pencampuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 Pembuatan lubang tanam pada nampan sedalam 1 cm, apabila terlalu dalam membuat lubang tanam, biji cabai akan lama berkecambahnya dan bisa mengakibatkan biji cambah tidak berkecambah. Apabila lubang tanam terlalu pendek, pada saat penyiraman biji cabai akan terangkat keluar dari tanah.
Meletakan biji cabai kedalam lubang tanah 1 biji cabai 1 lubang dan menutupnya dengan ditaburi tanah dan tidak perlu ditekan atau dipadatkan, karena bisa menyebabkan biji cabai tersebut kesulitan untuk berkecambah dan bisa mengakibatkan biji cabai tersebut patah sebelum berkecambah. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari untuk menjaga kelembaban. Cara pengendalian hama yaitu dengan cara tanaman yang terserang penyakit dibuang besamaan dengan tanahnya, mengatur kelembababn dengan mengurangi naungan dan penyiraman yang berlebihan, sterilisasi biji benih dengan air hangat selama 10 menit. Dari penyemaian tumbuhan cabai tumbuh dalam perharinya bisa samapai 1-3 cm.
Tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan mengakibatkan pengaruh yang berlawanan yaitu suhu rendah, kelembaban tinggi, evaporasi dan transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi proses fotosintensis tidak dapat berlangsung tanpa cahaya matahari serta pengaruh cahaya terhadap pembesaran sel dan diferensiasi sel berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, ukuran daun serta batang. Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan hal yang sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas cahaya tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu dan dapat subur tanpa naungan. Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang penting. Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga atau menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak.
Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi dan penghambat perkecambahan berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih. Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya air, suhu, cahaya, oksigen dan medium.
Cahyono, Bambang, 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya & Analisis Usaha Tani. Jakarta: Kanisius. Pracaya. 1993. Bertanam Lombok. Yogyakarta : Kanisius.
Suwandi, N., Nurtika, S. Sahat. Bercocok Tanam Sayuran Dataran Rendah.Balai Penelitian Hortikultura Lembang dan Proyek ATA. Vol 3. No 6. 2000
Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.
Santosa. 2006. Draft Spesifik Pengolahan Tanah: Terminologi dan Kegunaannya. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol.10.No.2, September 2006: 14-18.
Fiandika 2006. Penyemaian Benih .Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar