PEMANENAN POLLEN

 PEMANENAN POLLEN JAGUNG


A. Dasar Teori

Jagung (Zea mays L.) merupakan sereal terkemuka yang paling penting di dunia tanaman yang dapat tumbuh di musim beragam, ekologi dan kegunaan dan dikenal sebagai ratu sereal karena produktivitas paralel antara tanaman sereal (Meena, et al. 2014). Jagung adalah salah satu makanan pokok setelah beras di Negara Indonesia. Jagung biasanya selain digunakan untuk bahan pangan juga digunakan untuk bahan pakan ternak ataupun bahan untuk kebutuhan industri sehingga kebutuhan akan jagung selalu meningkat di setiap waktunya. Tanaman jagung relatif mudah dibudidayakan dan dalam melakukan perawatan, serta sangat cocok dengan kondisi iklim dan cuaca yang ada di Indonesia. Tanaman jagung dapat tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Lahan tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah di lahan kering yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan terasering, lahan gambut yang telah diperbaiki, dan lahan basah bekas menanam padi.

Peningkatan mutu benih jagung hibrida menjadi bagian dari salah satu strategi peningkatan produktivitas jagung nasional (Purwanto, 2007). Dalam mendorong industri benih, penggunaan benih bermutu merupakan salah satu aspek penting karena dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi serta meningkatkan produktivitas dan mutu benih (Hasanah, 2002). Produksi jagung yang cukup besar membutuhkan dukungan benih bermutu dalam jumlah yang cukup. Kombinasi benih unggul dengan varietas hibrida menjadi daya tarik bagi perusahaan benih swasta yang berperan memperbanyak dan menyebarluaskan benih bermutu sehingga jumlah yang cukup dapat terpenuhi. Selain itu penggunaan varietas hibrida dapat meningkatkan produktivitas (Edgerton, 2009).

Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui penggunaan benih hibrida bermutu. Varietas hibrida merupakan varietas unggul hasil pemuliaan tanaman yang terbukti mampu berproduksi 15% lebih baik dibandingkan varietas bersari bebas (Satimela et al., 2006). Dalam beberapa dekade terakhir, rata-rata hasil produksi benih jagung hibrida masih tergolong rendah, walaupun jika dibandingkan dengan varietas bersari bebas benih hibrida masih menempati posisi tertinggi dalam hal produksi. Namun, dengan rata-rata hasil benih jagung hibrida yang masih terbilang rendah menyebabkan harga benih hibrida F1 mahal. Dengan demikian, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tetua betina sehingga produktivitas dan mutu benih jagung hibrida yang tinggi dapat dipenuhi.

Selain penggunaan benih hibrida bermutu untuk mengefisiensikan seleksi tanaman adalah memanfaatkan pengaruh langsung pollen tetua jantan terhadap organ betina, hal ini disebut dengan pemanfaatan efek pollen jantan. Efek pollen tetua jantan atau xenia merupakan gejala genetik berupa pengaruh langsung serbuk sari (pollen tetua) pada fenotip biji dan buah yang dihasilkan tetua betina. Pada pewarisan sifat hukum Mendel, ekspresi dari gen yang dibawa tetua jantan dan tetua betina diasumsikan baru diekspresikan pada generasi berikutnya, Pollen tetua jantan sangat terkenal di jagung, dimana endosperm dapat menunjukan berbagai warna tergantung akan asal-usul serbuk sari (Baihaki, 2004).


B. Alat dan Bahan

  1. Amplop besa
  2. Tali
  3. Plastik bening
  4. Gunting/pisau


C. Langkah Kerja

  1. Membungkus bunga jantan pada saat daun bendera belum terbuka (bunga jantan belum pecah) menggunakan amplop besar, kemudian ikat dengan tali.
  2. Tunggu selama 3-5 hari kemudian tengok malai tersebut.
  3. Pollen atau serbuk sari yang sudah masak akan menempel pada amplop tersebut.
  4. Ambil perlahan amplop tersebut supaya serbuk sari tidak berjatuhan.
  5. Lapisi amplop dengan plastic bening, kemudian simpan dalam lemari pendingin, pada suhu di bawah 4 °C.Saat akan dilakukan persilangan, keluarkan pollen dari lemari pendingin


D. Hasil Pembahasan

Polen merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam produksi benih. Persaingan antar polen tergantung dari kualitas polen yang ditentukan secara genetik Polen yang secara genetik bersifat superior akan lebih cepat membentuk tabung polen dan bergerak menuju sel telur daripada polen yang inferior. Sel telur yang dibuahi lebih awal akan lebih dahulu berkembang menjadi embrio daripada sel telur yang dibuahi kemudian.

Langkah dalam melakukan pempolenan pada produksi benih yaitu Lakukanlah pembungkusan bunga jantan pada jagung menggunakan kertas atau amplop yang sudah didesain kotak menyerupai tabung dan sebagainya, lalu biarkan selama 3-5 hari sampai serbuk sari menempel pada kertas atau amplop yang telah kita buat, selanjutnya yaitu membungkus tongkol menggunakan kertas atau amplop yang telah kita buat yang ada bunga jantannya, Amplop diikat diikat dengan tali supaya tidak terbang atau lepas. Lakukan pembukaan amplop secara hati-hati supaya bunga jantan tidak hilang tersapu oleh angin. Perlakuan ini dilakukan secara acak dengan ketentuan bunga jantan dan betina tidak dari satu jenis tanaman.

a. Tujuan dari pemanenan pollen diantaranya yaitu untuk:

  • Untuk meningkatkan produksi dan viabilitas serbuk sari galur tetua jantan 
  • Mendapatkan kondisi penyimpanan yang dapat memperpanjang viabilitas serbuk sari untuk digunakan dalam produksi benih hibrida.
  • Untuk menjaga genetika dari tanaman tersebut
  • Untuk mendapatkan hasil biji yang lebih sempurna sehingga akan menghasilkan buah dengan mutu yang baik
                 b. Mengapa pemanenan polen harus dilakukan pada proses produksi benih?

Polen merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam produksi benih, yang diharapkan dapat menjaga kealamian dari genetik yang dimiliki dari tanaman tersebut yang nantinya sel genetik bersifat superior akan membentuk tabung polen dan bergerak menuju sel telur dari pada polen yang inferior. Sel telur yang dibuahi lebih awal akan lebih dahulu berkembang menjadi embrio daripada sel telur yang dibuahi kemudian. Embrio yang terbentuk lebih awal mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memanfaatkan fotosintat untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam pembentukan biji sehingga dengan demikian embrio tersebut dapat berkembang menjadi biji yang memiliki viabilitas yang tinggi dan mendapatkan hasil biji yang lebih sempurna sehingga akan menghasilkan buah dengan mutu yang baik.


Hasanah, M. 2002. Peran mutu fisiologik benih dan pengembangan industri benih tanaman industri. J Litbang Pertanian 21(3):84-91.

Edgerton, M.D. 2009. Increasing crop productivity to meet global needs for feed, food, and fuel. Plant Physiol.149:7-13.

Kaihatu, S.S., F. Watkaat. 2015. Kajian adaptasi beberapa varietas unggul jagung di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Agric 27:8-14.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Kesehatan Benih Dalam Mendukung Program Perbenihan Nasional

Uji Tetrazolium Benih